Minggu, 21 Maret 2021

Tetaplah Biru Langit Papuaku



Seberapa sering kita memandang ke atas langit? Di tengah rutinitas kehidupan sehari-hari, menyaksikan pemandangan langit yang biru dengan hembusan udara yang segar tentunya menjadi oase terutama bagi kaum yang hidup di daerah perkotaan.

Di wilayah Papua sendiri, langit memang masih biru. Tak percaya kawan..? Lihatlah beberapa gambar berikut ini. Gambar diambil dari beberapa tempat dan waktu yang berbeda namun semua berlokasi di Papua.









Namun akankah anak cucu kita akan tetap menikmati langit yang sebiru di atas? Tentu saja itu harapan kita bersama. Oleh karena itu demi mewujudkannya, mari kita bertindak. Sebenarnya apa yang membuat langit akan tetap biru? Keruhnya warna langit di perkotaan sana tentu saja kita ketahui bersama disebabkan oleh karena polusi udara. Lihat saja, bahkan foto penampakan Gunung Gede Pangrango dengan langit cerah dari ruas jalan Jakarta bahkan menjadi viral karena semua orang  tahu bagaimana kondisi langit Jakarta di saat sekarang ini. Bukan hanya Jakarta namun kota-kota besar lainnya dengan penggunaan kendaraan bermotor yang paling banyak saat  ini adalah penyumbang polusi udara terbesar. Dikatakan bahwa sumber pencemar udara terbesar adalah disebabkan transportasi darat sebanyak 75%. Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan. Selain berdampak bagi lingkungan, dampak kesehatanpun menjadi isu utama yang cukup mengganggu.

Dalam rangka mengurangi pencemaran udara, tentunya salah satu hal adalah dengan melakukan pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor. Yang paling efektif adalah dengan menggunakan BBM yang berkualitas dan ramah lingkungan. BBM berkualiatas memiliki emisi lebih rendah dan tentunya akan berdampak pula pada mesin kendaraan dan bahkan penggunaan menjadi lebih irit. Kualitas BBM biasanya dinyatakan dengan tingkat RON (Research Octane Nmber) atau di sebut dengan kadar oktan. Semakin tinggi kadar oktannya maka semakin tinggi pula kualitas BBM tersebut. Premium sebagai BBM bersubsidi yang seringkali merupakan pilihan pertama masyarakat dalam berkendara memiliki RON 88, sedangkan Petralite memiliki RON 90 dan Pertamax dengan RON 92 serta RON 98 untuk Pertamax Turbo (sumber : pertamina.com)

Semakin tinggi kadar oktan maka semakin tinggi pula kemampuan bahan bakar tersebut dalam menahan tekanan yang tinggi di dalam ruang pembakaran, sebelum akhirnya terbakar. Karena itu menggunakan bahan bakar yang tak sesuai dengan spesifikasi  mesin kendaraan akan memberi dampak buruk seperti pembakaran yang tidak sempurna, tenaga mesin tidak optimal dan kendaraan menjadi boros BBM serta menimbulkan emisi yang tinggi. Karena itu sebaiknya menggunakan BBM sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan.

Di Papua sendiri khususnya di Kota Sorong, beberapa SPBU sudah tak lagi menyediakan premium. Harga premium yang lebih murah memang kerap menjadi pilihan yang dianggap lebih hemat. Di sini harga premium berkisar di angka 6800 rupiah dibandingkan dengan pertalite yang harganya 7850 rupiah dan di atasnya ada pertamax seharga 9200 rupiah. Sepertinya sudah tidak terlalu jauh berbeda jika dibandingkan dengan harga BBM di kota-kota besar. Namun jangan tanyakan jika di pedalaman Papua, harga BBM yang cukup mahal sudah tak asing lagi. Hal ini terutama disebabkan karena masalah transportasi. Untuk menjangkau beberapa wilayah tertentu harus dengan pesawat kargo ataupun perjalanan darat dan laut yang membutuhkan waktu lama dan tentunya biaya yang tak sedikit sehingga berpengaruh pula pada harga BBM tersebut.

Program Langit Biru dihadirkan pemerintah sebagai upaya mengurangi pencemaran udara. Program ini bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara serta mewujudkan perilaku sadar lingkungan. Program ini sebenarnya telah diluncurkan pertama kali pada tahun 1996 oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup namun hingga saat ini masih kurang kedengaran gaungnya di masyarakat. Salah satu upaya yakni dengan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan yang diharapkan dapat mengendalikan emisi gas buang kendaraan bermotor.



Dalam perbincangan lewat diskusi webinar via zoom dan disiarkan pula lewat radio jaringan KBR pada tanggal 18 Maret 2021 kemarin yang dilangsungkan dengan kerjasama YLKI dan KBR,  ketua YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Bapak Tulus Abadi menyatakan bahwa Program Langit Biru yang sudah digadang sejak tahun 1996 oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup  tidak bisa dipisahkan dengan program BBM ramah lingkungan. Langit biru dan BBM ramah lingkungan saling berkaitan. Meski  dalam perjalanannya sendiri masih kurang komitmen. Menurut beliau BBM yang tidak ramah lingkungan akan menyebabkan kerugian terhadap rupiah yang dikeluarkan karena jarak tempuh yang rendah. Selain itu konsumen akan mengeluarkan rupiah lebih banyak karena untuk diperlukan untuk maintenance mesin kendaraan. Sayang sekali hingga saat ini masih  kurang regulasi dan peringatan dari pemerintah untuk hal ini. BBM yang digunakan masyarakat masih tidak  standar Euro. Standar Euro adalah dengan penggunaan BBM RON 91. Indonesia cukup ketinggalan dan hanya ada sisa 7 negara di dunia yang menggunan premium termasuk Indonesia. Sedangkan untuk level Asia sudah menggunakan Euro 4.

Sementara itu, menyambung hal tersebut maka narasumber dari KLHK Bapak Dasrul Chaniago mengatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.20 tahun 2017 maka Pemerintah Indonesia akan segera memberlakukan  standar emisi Euro 4. Jika emisi diperketat, konten bahan bakar akan mengikuti. Adalah tugas KLHK untuk memperketat emisi, dan untuk upgrade teknologi adalah  tugas perindustrian dan sektor otomotif. 

Pengamat ekonomi Faisal Basri menyebutkan bahwa masyarakat sekarang ini mementingkan harga, yang lainnya belakangan. Sebenarnya komitmen Pertamina untuk menghapus Premium sangat pas untuk dijalankan yakni trasformasi BBM dari tidak ramah menjadi ramah lingkungan. Karena semua produksi otomotif sekarang ini sudah standar Euro 4.

Dari pihak Pertamina sendiri lewat  Bapak Deny Djukardi menyatakan bahwa harga masih merupakan keputusan dominan konsumen, dan beliau mengharapkan kesadaran masyarakat setelah merasakan manfaat saat sudah menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Pertalite termasuk alternatif, karena penggunaan BBM tidak direkomendasikan lagi RON 88 untuk saat ini. Dan pula tren penggunaan premium sudah menurun, karena masyarakat sudah  mulai beralih menggunakan BBM ramah lingkungan.

Lain lagi dengan redaktur Tribun Timur Bapak Thamzil Tahir. Beliau lebih menyoroti ke masalah pendapatan ekonomi masyarakat di bagian timur adalah dari pangan bukan jasa, oleh karena itu antrian minyak tanah masih kerap terjadi. Kampanye pemerintah bukan hanya dari BBM ramah lingkungan tapi juga adalah tanggung jawab lingkungan masyarakat. Bukan hanya Pertamina yang perlu mengkampanyekan Langit Biru namun adalah tugas kita juga. 

Sementara itu dari para influencer menyarankan untuk memberi kemasan dengan lebih seksi dalam permasalahan ini. Leoni Agustina menyampaikan bahwa jika dikemas dari sisi kaum milenial untuk mengangkat persoalan ini secara online, dan jika dengan menyasar para emak-emak maka kaum emak akan lebih tertarik dengan dampak pada isu kesehatan anak dan atau dengan potongan harga. Hal yang hampir sama dikatakan oleh influencer lainnya Ramon Tungka bahwa perlu ketegasan namun harus ada penjelasan mengapa. Publik harus terus diyakinkan dengan sosialisasi dan edukasi. Pertamina sendiri telah menyediakan aplikasi My Pertamina yang memberi berbagai kemudahan dan keuntungan yang dapat di unduh lewat ponsel sebagai wujud peningkatan di era digital.

Pada akhirnya, komitmen dan sinergilah yang paling dibutuhkan dalam menyukseskan program ini. Langit Biru bukan melulu urusan pemerintah atau para pemangku kebijakan. Kita sebagai masyarakat yang harus memulai. Ketika kita sudah memahami dampak buruk dari penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan, bahkan terlebih untuk kesehatan kita, maka mari kita mulai dengan beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan. Jangan tunggu sampai besok. Mari kita tetap birukan langit Papua. Kalau bukan kitorang, siapa lagi?


Kamis, 17 Januari 2019

Cantik di Era Milenial



Beberapa hari lalu seorang teman curhat kepada saya mengeluhkan kulitnya yang seperti berasa terbakar, dan juga agak  gatal.  Saya yang suster bukan dokter juga bukan mencoba menggali kira-kira apa masalahnya. Ternyata beberpa hari belakangan ini dia kerap mengoleskan sebentuk lotion yang lagi ngehits dengan harapan kulitnya yang kecoklatan bisa lebih bersih alias lebih putih. Memang sih, kebanyakan masyrakat kita sekarang ini mengira dengan berkulit putih mulus tentunya sudah termasuk cantik dan akan memesona sehingga semua mata akan tertuju padamu. Tapi hei.. coba lihat para bule yang berkulit putih malahan sengaja datang berjemur di negara tropis kita ini demi mendapatkan kulit cokelat yang eksotis. 

Oke, balik ke si body lotion tadi. Saya tidak menjudge si body lotion adalah penyebab kulit teman tadi jadi berasa gatal alias ada reaksi alergi. Bisa saja memang karena kuliti kawan saya yang sensitif dan tak cocok dengan produk tersebut. Namun di masa sekarang ini, era milenial kalo orang bilang, mestinya kita berhati-hati dalam menggunakan produk yang kita konsumsi  alias kita gunakan sehari - hari.  Seperti contoh  kosmetik yang kita pakai setiap hari. Semua orang tentu kepingin cantik. Namun   terlihat cantik tentu harus dengan kiat - kiat tertentu.

sumber : instagram bpom


Dengan berkembangnya era digital,  produk kecantikan pun ikut mengikuti perkembangan jaman. Berbagai produk baik yang merupakan produk MLM ataupun produk keluaran pabrik bermerek kelas wahid dengan mudah kita akan temukan menjamur pemasarannya secara online. Buka saja  bukal*pak ataupun toko online andalan gue si Shop*pe., ketik produk kosmetik yang kau inginkan, dan taraa… berbagai harga muncul dari yang terendah hingga yang membuat kau harus merogoh kantong dalam-dalam. Tinggal klik, dan barang akan segera meluncur ke rumahmu. Nah, disinilah perlu kehati-hatian.  Pernah tidak  terpikir untuk mengecek roduk itu terlebih dahulu. Apa hanya karena testimony dari si penjual atau beberapa orang maka kita lantas percaya produk tersebut akan juga cocok buat kita.

Hal penting yang harus kita lakukan adalah cek legalitasnya. Konsumen cerdas pasti tau produk berkelas dan terpercaya mestinya  sudah memiliki label yang menunjukkan keamanannya.
Pernah tidak mendengar slogan Cek KLIK.  Slogan ini begitu mudah diucapkan hingga tentunya takkan menyusahkan apabila kita mengaplikasiannyya, Cek KLIK , terdiri dari cek kemasan, label, ijin edar, dan kedaluwarsa.

·       Cek Kemasan

Ngapain kita perlu cek kemasan segala? Pertama kali kita membeli sesuatu pasti kita akan melihat kemasannya.  Tandai kemasan yang sering kamu pakai. Hati-hati jika kemasan tiba-tiba berubah atau ada sedikit perbedaan. Lihat kemasan, jika pake dos, apakah dosnya sobek, lecek, penyok bahkan terlihat kusam. Itu bisa jadi karena kesalahan saat pengiriman (ini jika kamu beli via online lho). Namun tidak  menutup kemungkinan jika memang itu adalah produk yang tidak layak alias tidak aman untuk kamu pakai.

·         Cek Label

 Label jelas hal selanjutnya yang perlu kita lihat. Jadi ingat anak saya yang selalu membaca label makanan yang akan dia makan, semisal mie instan maka akan dia perhatikan cara memasak yang terulis pada kemasan hingga jika kita tak mengikuti aturan tertulis itu dia akan protes. Itu contoh sederhana. Jelas kita mesti memperhatikan label, beberapa merek kosmetik seringkali dipalsukan dengan mengubah salah satu atau beberapa huruf. Contoh saja  misalnya, produk makanan seperti ayam goreng yang terkenal, K*C, akan ditulis ke**si oleh penirunya. Aman tidak kalau kamu mengonsumsi merek second alias merek palsu, ? Kamu sendiri yang pilh ya.
Jadi ingat kasus seorang emak yang mempermasalahkan kemasan sebuah obat batuk anak. Jika dulunya botol tersebut  berbahasa kebarat-baratan, namun sekarang sudah keindonesiaan.. Nah, inilah contoh konsumen cerdas, dia mengetahui ada yang aneh dari obat yang biasa digunakannya, dan ternyata meski itu hanya perubahan nama dan pada akhirnya jelas bahwa obat tersebut benar telah terdaftar namun dia jeli untuk mengetahui dan mempertanyakan hal tersebut. Begitu pula kalian wahai para gadis milenial ataupun emak-emak cerdas yang pingin tetap kelihatan cantik biar disayang suami. Kosmetik  yang akan kamu beli untuk nantinya kamu gunakan mesti diperhatikan labelnya. Nama produk, komposisi, kegunaan, nama produsen, ukuran, isi, dan seterusnya. Hal- hal tersebut wajib kamu baca ketika membeli sebuah produk.



·         Cek Izin Edar

Langkah selanjutnya setelah mengecek label adalah dengan melihat apakah kosmetik yang kita gunakan ini sudah terdaftar apa belum.  Lembaga yang bertugas mendetekesi dan mengeluarkan ijin untuk segenap makanan, obat dan bahkan termasuk kosmetik adalah BPOM alias Balai Pengawasan Obat dan Makanan. Namanya saja lembaga pengawas, jadi sudah jelas tentu merekalah yang berhak mengeluarkan ijin edar setiap produk yang layak konsumsi. Mau tau apa produk yang kamu konsumsi termasuk kosmetik mu aman dan sudah terdaftar, gampang banget.. langsung aja buka cek.bpom.pom.go.id  . Masukkan nomor yang ada. Kalau muncul tulisan seperti gambar di atas berarti produk kamu aman, karena sudah melalui uji dari BPOM. Lebih mudah lagi, bahkan sudah ada  aplikasi yang dengan gampang kamu download di playstore  kamu.  Cari saja cek  BPOM, pasti ketemu. Semudah menemukan toko online  yang tanpa ongkos kirim.  




 Ketikkan  saja nomor ijin edar produk yang kamu mau tau  keabsahannya di kolom kata kunci. Mudah kan? Hasilnya   akan  terlihat  seperti  di  bawah  ini. (maap yah kalau  ada coretan)



·         Cek Kadaluwarsa

Ini yang terakhir dan tentunya juga sangat penting. Produk kamu kemasannya sudah layak, label oke, bahkan dicek di link bpom, sudah terdaftar.. eh, tau-tau pas mau dipake sudah lewat masa kadaluawarsanya gak banget kan ya.. Kayak makan jambu yang kulitnya mulus pas digigit eh ada ulat yang nongol. Perhatikan ya, di setiap produk akan tertera  batas tanggal kedaluwarsa. Perhatikan baik – baik, karena kadang ada pula yang menyangka tanggal pembuatan sebagai  tanggal kedaluarsa. Beda  ya,  tanggal pembuatan biasanya tertulis MD (manufactured date) sedangkan kedulawarsanya akan tertulis dengan  huruf  ED (expire date)


Mari menjadi konsumen cerdas yang dapat melindungi diri dari berbagai ancaman dan serbuan kosmetik yang beresiko bagi kesehatan  diri sendiri. Apalagi jaman online sekarang ini di mana apa-apa tinggal klik handphone dan barangpun datang meluncur. Pengen cantik juga mesti cerdas. Apalagi kalau kamu ngaku anak milenial yang canggih. 
Wahai kamu yang ingat tagline sebuah lirik lagu ini pasti sejaman dengan saya… Hehehe…
Kamu cantik… cantik dari hatimuuuu…. "

Pingin cantik?
Jangan lupa Cek Klik.

Pilih kosmetik?
Ingat Cek  Klik






sumber  :  instagram bpom


Senin, 25 September 2017

World Pharmacist Day, IAI Kab Sorong

25 September 2017

Pagi ini, tidak seperti pagi yang biasanya, saya bangun lebih pagi.Kali ini pukul 05.00 saya sudah bak bik buk di dapur. Selesai masak yang disambi menggilas cucian sambil onlen pulak, akhirnya kelar tepat pukul 06.10. Mandi kilat 10 menit, dan segera bergerak buru-buru keluar rumah mengejar amgkot. Sungguh butuh perjuangan, mana harus menggotong teh kotak 1 dos ditambah kertas-kertas spanduk dan selebaran. Namun tak sampai 5 menit tibalah saya di lampu merah alun-alun. Dengan segala kerempongan gotong-menggotong, akhirnya saya berhasil turun dari angkot, membayar 5ribu rupiah yang dititip lewat anak sekolah yang juga ikut turun di tempat yang sama *aduh gak penting amat diceritain juga.

Sambil melongok ke kiri dan ke kanan mencari bantuan, mengira sudah ada rekan saya di TKP tempat kami berencana untuk meeting point tapi ternyata belum nongol satupun, mengasolah saya di pangkalan ojek berteman seorang mas ojek yang rupanga masih sendiri tak punya teman seperti saya. Tidak lama muncul seorang rekan saya dan kami berduapun melaju menuju ke kantor polisi. Ngapain? Minta ditangkap? Ya, nggaklah... 
Tiba di pos jaga :

Kami : "Pagi pak.. Mau lapor nih..!"
Pak Polisi (PP) : "Ya Bu',  ada apa.. (dipanggil ibu ternyata muka gue gak bisa berbohong, nasib mak-emak..)
Kami : "Gini Pak.. kami kan sudah masukkan surat  permohonan ijin kemarin mau ngadain kegiatan di lampu merah begini....begini..begini... dst..."
PP : "Loh, suratnya masuk kapan Bu..(masih ibu lho).. kami belum terima informasinya.."
Kami : Waduuh... untung nih saya bawa surat cadangan.. "Nih pak.. kayak gini lho..." sambil ngejelasin lagi ba bi bu... 
PP : Ooh.. mau bagi-bagi brosur.. Bolehlah.. nanti dikawal sama pak Lantas. Tapi gak bagi-bagi pil bang Somad itu



kan Bu'?
Saya : "Rencananya sih gitu pak.." #sambilmesem-mesem..
PP : "...???#$&/#??++!#&$$@???..."

Singkat kata dan cerita, pak polisi ngijinin dan kitapun kembali ke pangkalan ojek nungguin yang lain. Tak lama satu persatu wajah-wajah ketjeh Apoteker se-Kabupaten Sorong mulai bermunculan. Dan drama dimulai dengan abang Rizal yang tak muncul-muncul padahal dia yang membawa brosur sebagian. Lalu ingat pulalah saya yang lupa membawa masker jatah saya yang mestinya akan ikut dibagi-bagi. Untunglah ada Kak Ros yang bisa dimintai tolong untuk membawakan saya 1 sebagai jatah saya. Jadi kami sudah memutuskan masing-masing membawa 1 dos masker untuk dibagi-bagi ke masyarakat utamanya para pengguna jalan bersama dengan brosur-brosur yang sudah disiapkan. Dan kami terpaksa memulai duluan dengan brosur seadanya karena lampu merah semakin ramai.
Untunglah tak lama Bang eh kayaknya Adek sih, sebutlah dia Adek Rizal muncul membawa brosur sehingga kami dengan segera  bergerak membagi-bagi brosur dan masker. 
"Permisi Pak Bu.. ini ada masker, dipake ya..! Trus brosurnya di baca ya, bebas DP cicilan ringan..."..eh.. nggak deng.. dikira nawarin KPR malahan.. 

"Permisi Pak.. ini ada masker..."
"Nggak dek!"... (eciyeee... dipanggil adek..) 
"Gratis lho pak.. tapi syaratnya brosurnya mesti dibaca ya.."
"Oh ya?.. minta 2 kalo gitu buat penumpang di belakang..!"
"......-_- "


Lampu merah berikutnya..
Temen saya : "Permisi Pak.. "
Sopir mobil terus melaju namun kemudian bukain kaca mobil...
Temen saya : kejar mobil... lalu ....gubrak... ternyata Papol yang tadi.. 

Next ...
Saya : Permisi Pak.. 
Si Bapak : Ini saya bisa dapat di Apotek mana?.. 
Saya : Di semua apotek Kab Sorong pak... cari saja Apotekernya..
#lalu mikir, si Bapak kok tau ini kegiatan Apoteker..  dan kemudian sadar, pasti tadi dia sudah lewat.. :D

Dst...

Dst....

Dst......


Tak terasa hampir sejam kami berdiri di bawah  teduhnya lampu merah. Teduh, karena cuaca sangat bersahabat, tak panas.. namun gerimis mengundang. Jualan aka brosur dan masker laku keras. Lalu tampak seorang gadis manis berjas putih tulang turun dari mobil lalu berlari-lari kecil menuju ke arah kami. 
"Maaf kakaa.. telat...  !"
"Gak papa dek, asal bukan telat yang itu ya.. 
kamu bantuin megang-megang poster saja, lumayan buat poto-poto... "
"Loh.. sudah pada mau pulang?".. 
"Hehehe... 
Dan kami semua tersenyum sumringah diiringi cekrek kiri kanan bahkan siaran langsung ala-ala...

Berkumpullah kami di satu sisi lampu merah. Dua orang adek dengan semangat menggebu-gebu ala pahlawan dengan penuh antusiasme secara bergantian mulai menyerukan himbauan bagi seluruh rakyat indonesia.. khususnya masyarakat kabupaten  sorong agar cerdas  menggunakan obat.
Maraknya pemberitaan akan obat ilegal PCC yang telah merusak jiwa anak muda menjadi keprihatinan utama, yang mana profesi apoteker turut tersudutkan karena pemberitaan yang tidak jelas. Ah... bukankah kami yang seharusnya berada di garda terdepan memberikan layanan kefarmasian?
Kalaupun kami menjual obat psikotropika  dan narkotika, tentunya dengan seturut segala peraturan dan undang-undang yang berlaku. Toh kami profesi  yang legal untuk itu. Semua demi kepentingan dan kesehatan bangsa ini.  #curhatdikit...

Waspada  Obat Illegal.
Obat Illegal Berbahaya.
Jangan beli obat secara online.
Beli Obat di Apotek.
Masyarakat cerdas gunakan  obat dengan bijak.
Antibiotik hanya dengan resep  dokter.
Jika ragu dengan obat yang anda konsumsi, tanya apoteker.
Dapatkan obat di sarana kesehatan yang resmi
Hati-hati gunakan obat.
Obat adalah racun, tergantung cara pakainya.
Nyatakan perang terhadap obat  ilegal.
Tanya obat tanya apoteker.
Jayalah apoteker Indonesia.


Selamat Hari  Apoteker Sedunia
World Pharmacist Day
25 September 2017


#terimakasih kawan semua atas partisipasi kalian.













Minggu, 10 Juli 2016

Kisah negeri di atas awan

Awal Mei lalu, saya sempat merasa apa yah istilahnya…? Sejenis sumringah alias awesome alias apalah begitu ketika melihat postingan seorang kawan di facebook dalam bentuk foto-foto saat ia mendarat di sebuah kampung nun jauh di Toraja sana. Kampung bernama Lolai itu seketika tiba-tiba menjadi terkenal. Apa sih penyebabnya? Ternyata hamparan awan yang membentang persis di  hadapan kita itu terlihat begitu indah sehingga disebut sebagai negeri di atas awan. 

foto dok. Ani La'lang


Lokasi paling pas untuk menyaksikan awan tersebut yakni di Tongkonan Lempe. Alkisah menurut ibu saya, tempat tersebut di beri nama Lempe sebab-musababnya yakni saat kita berada di tempat tersebut, kita cukup “mellempe” ke bawah dan kita dapat menyaksikan pemandangan kota Rantepao dari atas tempat tersebut. Perlu diketahui, Tongkonan Lempe sendiri adalah properti pribadi. 

Nah, apa yang terjadi kemudian. Itulah hebatnya media social. Dari seorang ke orang lain, lama kelamaan jadi bukit eh nggak maksudnya lama kelamaan tempat ini mulai terkenal. Alhasil banyak yang ingin selfa selfi cekrak cekrek kiri kanan biar gaul katanya, dan muncullah berbagai manusia entah dari penjuru dunia mana memenuhi kampung itu. Bahkan ada yang memasang tenda demi menanti gumpalan awan yang memang lebih nampak menawan saaat pagi hari.


Sampai di situ emang ada masalah ya?
Jelas masalah besar nih… tau gak? dimanapun manusia berada pasti meninggalkan sampah. Baguslah jika sampah itu dibawa pergi. Tapi apa yang terjadi di sini, puluhan dan mungkin ratusan manusia itu ternyata banyak yang gak nyadar. Segala tulisan seperti : Aku di sini loh, kapan kamu ke sini,,, atau hei si anu… dapat salam dari aku #lempelolai serta aneka tulisan gaul lainnya yang intinya menyatakan bahwa si aku sudah menginjak tempat ini, kertas-kertas tersebut berhamburan kiri kanan.





Saya jadi mikir-mikir…  Lolai sebenarnya tak asing buat saya sendiri. Meski saya lupa apa pernah menginjakkan kaki di situ, namun menurut ibunda saya tercinta, tentu saja pernah saat saya masih kecil dulu. Soalnya kampung ini adalah termasuk kampung halaman kami juga. Ibu saya menghabiskan beberapa tahun mengajar di sebuah sekolah di situ antara tahun 65 hingga 70an..  saat dia masih fresh graduate dari sebuah sekolah setara SMU sekarang ini di Palopo. Lolai sendiri beredekatan dengan kampung halaman ibu saya di Kallan. Kallan dan Lolai hampir sejajar, makanya pemandangan awan-awan yang membuat banyak orang berbondong-bondong itu tak asing lagi buat saya sampai membuat saya serta merta harus ke situ juga, (padahal nih ya mikir biaya.. gue di Papua mak…) Intinya saya pernah menyaksikan pemandangan serupa jika berkunjung di kampung ibu dan ayah saya, bahkan dulu saat mendaki gunung Sesean, pemandangan ini dapat pula dijumpai. Secara geografis, daerah Lolai termasuk dalam Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.  Jaraknya sekitar 40 km dari Rantepao. Untuk menuju ke sana bisa menggunakan 2 jalur, lewat Pemancar (ini istilah jaman dulu, entah apa masih kepake sekarang) dan lewat Sereale. Biasanya kalo ke Lolai orang akan lebih memilih lewat Pemancar. 


Cukup tentang Lolai.. mari kita kembali menuju ke masalah sampah. Kertas-kertas berisi tulisan gaul tadi (menurut mereka) akhirnya terserak seperti hamparan awan juga, padahal sudah disediakan tong sampah. Sang pemilik tongkonan mengeluh… tak hanya kertas… yang membuat miris, adalah banyaknya tambahan lukisan di batu-batu besar dan juga pohon-pohon yang ada di situ. Spidol non permanen yang kata salah seorang anak alay yang tertangkap tangan memegang spidol sambil foto buat lucu-lucuan yang lagi-lagi di batang pohon  itu sudah ditempel larangan dilarang mencoret-coret, menurut pengakuannya itu habis ditulisin dihapus pake tangan lagi (ini membuat saya penasaran juga, emang bisa ya tulisan di pohon kalo pake spidol non permanen hilang kalo diapus pake jari? trus saya cobalah di pohon kasbi karet yang sudah patah belakang rumahku, eh,, ternyata .. hasilnya eng ing eng….sayaa merasa ikut bodoh hahaha….)








Ah… memang aneh… tentunya  dia yang kebetulan sial fotonya beredar rame di medsos sebagai pelaku vandalisme yg membuat dia dan keluarganya jadi resah dan gelisah dengan bullyan masyarakat medsos, jelas masih banyak tangan-tangan usil lainnya yang membuat batu dan pohon jadi penuh lukisan. Tapi intinya… menulislah pada tempatnya, buanglah sampah pada tempatnya. Toh itu pelajaran dari SD dan begitu sering kita temukan sebagai iklan layanan masyarakat di mana-mana. Ayooo.. buktikan dirimu bukan generasi nyampah. 
Buang sampah di tempat sampah,
Menulislah pada tempatnya.
Ayo ngeblog…. 


(dan kemudian ngintip isi blog yang ternyata lama tak ditulisi.. maapkeuunnnn….)


Cat : mellempe = melongok alias menengok dikit...
Pembersihan sampah sudah pernah dilakukan oleh beberapa ormas.... salah satunya di video ini : 

Jumat, 05 Februari 2016

Kemeriahan HUT Injil Masuk Papua di Jemaat Immanuel Malawili Aimas

Siang menjelang sore hari itu ditemani cahaya mentari yang tak mau ketinggalan, puluhan bahkan mungkin hampir lebih 100an orang memadati halaman Gereja. Tua, muda, anak-anak bahkan bayi-bayi mungil ikut datang beramai-ramai. 

Sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun masuknya Injil di tanah Papua, jemaat kami ikut turut bagian dengan mengadakan beberapa lomba untuk diikuti anggota jemaatnya. Kami sekeluarga pun tak mau ketinggalan. Meski datang pukul 15.00 lebih karena mesti menunggui si kecil Juan yang belum bangun, syukurlah kami tak terlambat. Lombanya baru saja dimulai. 

Ternyata lomba diadakan per kelompok KSP. Segera kami mencari anggota KSP kami yakni KSP Hebron. Sayangnya tak ada seorangpun terlihat hingga datanglah seorang ibu yang tak lain ketua KSP kami. Hampir saja kami menyatakan tak usah ikut lomba, soalnya melihat jumlah anggota KSP lain yang cukup banyak sementara kami hanya berlima jika Juan ikut dihitung.  Tapi demi ikut ramai, kami tetap memutuskan untuk ikut ambil bagian dalam lomba tersebut. Kalah tak jadi soal. Hehehe... yang penting tetap semangat.

Dimulailah segala kehebohan lomba. Lomba ini seperti kegiatan Halang rintang saat saya ikut Pramuka jaman sekolah dulu. Kita diharuskan melewati setiap pos dan mengerjakan tantangan yang diberikan di setiap pos. Letak masing-masing pos agak berjauhan, ditambah lagi setelah menjawab soal yang diberikan, untuk menuju psos berikutnya diberikan dalam bentuk teka-teki. Tak ayal lagi, kami harus berlari kesana kemari. Jadilah ayahnya Juan memutuskan untuk tidak ikut dan cukup menjaga Juan yang sedang asyik bermain sendiri.

Tersisa hanya kami bertiga, saya, Wilda, dan Ibu Womsiwor.Berlarian menuju ke setiap pos tentunya hal yang sangat menyenangkan buat Wilda. Meski  dengan nafas ngos-ngosan, kami akhirnya berhasil melewati pos demi pos. Tentunya dengan saling berkejaran dengan anggota kelompok lainnya. Oh ya ada 15 KSP di Jemaat kami, jemaat Immanuel MALAWILI Aimas, namun hanya ada 13 kelompok yang ikut lomba. 

Akhirnya tibalah kami di pos yang terakhir. Sudah ada 2 atau 3 kelompok yang mendahului kami di situ. Segera kami mengerjakan tantangan yang diberikan. Dan.... Yeaaaahh... kami berhasil menjadi yang pertama yang menyelesaikan soal tersebut. Yuhuuuu.... senangnya tidak ketulungan. 

Kami kemudian beristirahat beberapa saat, sembari panitia menghitung dan mengecek jawaban setiap peserta lomba. Lelah berlari-larian tadi langsung hilang setelah meneguk hingga tandas sebotol air mineral.  Selanjutnya diisi dengan saling bercerita betapa menyenangkannya kegiatan tadi.



Kesibukan peserta lomba...


Setelah pemenang diumumkan, lomba selanjutnya adalah tarik tambang. Lomba ini juga tak kurang hebohnya karena peserta adalah anak-anak. Sungguh ramai orangtua menyoraki anak-anak mereka masing-masing. Setelah anak-anak, ternyata orangtua juga diberi kesempatan. Lomba belum berakhir ketika saya memutuskan pulang duluan karena Juan dan Wilda belum mandi sementara sudah hampir pukul 18.00.Tugas harian juga sudah menanti di apotek.

Serunya kegiatan tarik tambang...


Juan juga asyik sendiri... :-)

Wilda & sepupunya, selfie setelah lomba...

Ah... serunya kemeriahan acara peringatan Injil masuk Papua di hari ini. Selamat merayakan buat seluruh umat di Papua. Semoga perjuangan Ottow dan Geissler yang telah bersusah-susah berkelana dari Jerman ke tanah ini untuk menaburkan injil bagi kita dapat menjadi pegangan kita untuk senantiasa taat dan bersyukur ke hadirat-Nya.

Selamat merayakan HUT Pekabaran Injil di Tanah Papua ke-161, 5 Februari 2016.